(UNISA-BANDUNG.AC.ID) Universitas Aisyiyah (UNISA) Bandung
hendaknya tidak hanya mencetak lulusan yang mampu berdaya saing. Tapi, juga
harus menciptakan budaya mutu dan atmosfir kampus terbarukan. Hal itu
diharapkan menjadi wahana dasar akademisi, mahasiswa, dan seluruh sivitas
di Unisa Bandung mampu memiliki ruh akhlak karimah, profesional,
berintegritas dan berinovasi dalam segala aktivitasnya.
Demikian
dikemukakan Rektor UNISA Bandung, Tia Setiawari, S.Kep., M.Kep., Ns., Sp., Kep.
An. dalam sambutannya seusai dilantik secara resmi oleh PP Aisyiah sebagai
Rektor UNISA periode tahun 2021-2025, bertempat di Aula Kampus 2
UNISA Bandung, Selasa (26/10/2021). Dalam pelantikan yang dihadiri Kepala
Sub Koordinator Penanganan SDM LLDIKTI, Ketua PPA beserta jajaran, Ketua PWM
Jawa Barat, Ketua PWA Jawa Barat, Rektor UMB, Dirut RSMB dan Ketua BPH beserta
jajaran, Tia mengemukakan, pada periode kedua ini, UNISA Bandung
harus mampu membangun good
university governance berbasis
nilai-nilai Islam, menyiapkan inovator-inovator dalam pendidikan dan penelitian
sebagai upaya untuk menghasilkan inovasi menuju learning
university.
Selain itu,
diharapkan juga ada peningkatan kapasitas leadership pimpinan dan peningkatan kapasitas pendidik.
Menyinggung tentang aspek penelitian, Tia berharap, perlu dilakukan secara
berkelanjutan sebagai fondasi catur dharma pendidikan tinggi. Unisa Bandung
harus membangun ekosistem yang berfokus pada knowledge creation dan knowledge transfer sebagai jembatan pengembangan universitas
sehingga mampu menjawab tuntutan kebutuhan yang ada di masyarakat.
Mengejar Prestasi
Berkaitan
dengan realita eksistensi UNISA di era revolusi industri 4.0, Tia
mengatakan, kondisi dunia saat ini mengalami perubahan sangat cepat, tidak
terduga, dan dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol.
Kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif. Oleh karena itu kemampuan
para pimpinan dalam mengelola perubahan dan beradaptasi merupakan salah satu
kompetensi kunci dalam menghadapi era disrupsi ini.
“UNISA Bandung
harus mampu melakukan terobosan atau inovasi agar mampu tetap eksis dan relevan
di tengah kemajuan sains dan teknologi yang pesat ini,” kata Tia, yang alumni
Universitas Indonesia (UI) ini.
Sementara
itu, dalam sambutannya, Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, Dr. Hj. Siti Noordjanah
Djohantini, M.M., M.S mengatakan, UNISA berada di bawah naungan organisasi
besar dan terbesar di Indonesia. Bahkan UNISA di bawah organisasi
perempuan muslim terbesar di dunia. “Kultur Muhammadiyah atau Aisyiyah adalah
berikhtiar untuk memajukan dan memberikan kemanfaatan yang seluas-luas nya.
Karenanya, Unisa harus bisa membangun kepemimpinan transformatif” kata
Siti.
Kepemimpinan
transformatif, diharapkannya, harus bisa membangun, mendorong kolaborasi,
sinergi, memperluas kerjasama baik dalam ranah internal persyarikatan atau
pihak yang lebih luas lagi. Intinya UNISA harus mampu membangun trust untuk memperluas jaringan dan kebersamaan.
Dalam
kesempatan itu, LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah IV,
berharap UNISA mampu bangkit dan mengejar prestasi sehingga unggul dalam
menghadapi persaingan. Dikemukakannya, Perguruan Tinggi di Jawa Barat harus
bangkit dengan cermat membaca indikator yang menjadi ukuran keberhasilan.
Yakni, aspek SDM, kerjasama, student exchange, realisasi Kampus Merdeka, dll. “UNISA Bandung dituntut
mampu cerdas membaca semua indikator keunggulan tersebut,” kata Drs. Wahyudin
Tahedi, S.Sos., M.Si., Kepala Sub Koordinator Penanganan SDM LLDIKTI.